See, I am a Muslim

Sabtu, 29 Oktober. Pesawat Emirates pun landing di Cairo International Airport. Aku dan sembilan teman lainnya ditemani seorang Ust. yang luar biasa menginjakkan kaki di Ardhul Kinanah. Jam 11:00 WK angin Mesir pun menyapa wajah kami semua. Aku seakan tak percaya bahwa daratan yang aku pijak bukan daratan Sumatera lagi. Daratan yang selama ini kupijak dan berjalan di atasnya. Mataku liar menatap sekeliling Bandara. Namun, hanya padang pasir yang aku temukan. Pantas... hatiku mengiyakan. Dengan kondisi seperti ini sangat pantas ulama-ulama besar lahir dari Mesir. Tapi, di lubuk hati kecilku tidak menerima kehidupan seperti ini. Kemudian Kami beranjak menuju Eskalator pengambilan barang yang disimpan di bagasi.

Ramadhan tahun lalu, 7 Agustus 2011, aku adalah bayi yang baru lahir di Mesir. Belumlah genap umurku 1 bulan di tanah para Nabi. Aku bersama 2 temanku yang baru datang dari Indonesia, juga beberapa teman yang sudah 1 tahun kuliah di Universitas Al Azhar, tergabung dalam kepanitiaan tim sukses salah satu Capres dan Cawapres untuk kepemimpinan Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir 1 tahun ke depan. Satu hal yang membuat aku tertarik adalah jargonnya yang simple tapi sirat akan makna. Bersinergi dan Berprestasi, 2 padanan kata itu yang membuatku sangat berkeinginan mensukseskan pasangan “NashRon”, mungkin juga sebagian Masisir. Dengan mengorbankan sedikit keringat, akhirnya “NashRon” pun dengan B&B nya berkesempatan memegang kendali kapal PPMI Mesir.

Kamis (8/3), pukul 14.00 CLT, pertama kali Auditorium Wisma Nusantara diduduki oleh kumpulan para jurnalis Mahasiswa dan Pelajar Indonesia di Mesir (Masisir) dari seluruh media Masisir, yang belum pernah ada sebelumnya. Kumpulan kelompok itu menamakan dirinya sebagai Ikatan Jurnalis Masisir (IJMA). Dan yang lebih mengesankan lagi, di usia IJMA yang masih dini, IJMA dapat menghadirkan gebrakan yang pertama kali diadakan di lingkup Masisir. Maka, jadilah Launching dan Kongres Perdana IJMA itu sebagai upaya nyata untuk memulai langkah baru menyatukan para jurnalis Masisir. Sesuai dengan temanya, “Bersama Membangun Jurnalisme Masisir”, jelaslah tekad dari IJMA itu sendiri, tak lain tak bukan adalah untuk meningkatkan SDM jurnalis Masisir dan Mempererat Silaturrahim di antara mereka.

Jangan Buru-Buru Memvonis

5/7/2011 | 04 Sya'ban 1432 H

Oleh: Musyafa Ahmad Rahim, Lc

dakwatuna.com – Ada sebuah kisah, kejadiannya di sebuah Sekolah Menengah. Seorang guru baru datang untuk mengajar di sebuah Sekolah Menengah. Ada maksud baik dari sang guru, yaitu, sedikit demi sedikit, ia ingin mengenal muridnya satu persatu. Bahkan kalau perlu mengenal lingkungan dekat setiap murid.

Sudah beberapa bulan, nyaris tidak ada masalah terjadi antara dia dan murid-muridnya. Namun, suatu hari, selagi pikirannya sedang agak kusut, ia datang ke kelas. Hari itu, dia menargetkan ingin mengenal lebih jauh tentang lingkungan dan orang-orang di sekeliling setiap muridnya.